Hadits - hadits palsu tentang Al Mahdi
Hadits - Hadits Palsu tentang Al Mahdi
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى مَحَمَّدِ نِالْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ
لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً وَكُلّاً وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْراً عَظِيماً
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
دَعُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِسُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ
Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allâh atau mendustakan al-haq (kebenaran) tatkala al-haq itu datang kepadanya
( QS. Al ankabut 68 )
عَنْ الْمُغِيرَةِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
( رواه البخاري رقم ١٢٢٩ )
Dari Al Mughiroh Radhiyallahuanhu berkata : Aku mendengar Rasulullahshallallahu alaihiwasallam bersabda : Sesungguhnya berdusta atas namaku tidak seperti berdusta atas nama orang yang lain, barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka.
( HR. Al-Bukhâri, no. 1229 )
Di masa para Sahabat Nabi sallallahualaihiwasallam masih belum ada metode dalam mengumpulkan dan menjaga hadits, sehingga hadits-hadits tersebar keseluruh penjuru Dunia dan sulit untuk dibedakan mana yang asli dan yang palsu, setelah masa para sahabat dan dua generasi setelahnya berakhir, maka bermunculanlah para ulama mulai menyusun Hadits-hadits dan memisah antara yang asli dan palsu, untuk memeriksa keaslian hadits mereka rela menghabiskan seluruh waktunya sepanjang hidup mereka, beberapa tokoh tersebut diantaranya yaitu Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmidzi, Imam Abu Dawud, dan Imam Ibn Majah, kemudian Mereka menyusun kitab-kitab hadits yang dijadikan sebagai rujukan oleh para ulama hingga kini untuk memilah hadits-hadits yang dikenal dengan nama ilmu Ulumul Hadits.
Ulumul Hadits adalah ilmu yang membahas tentang riwayat dan matan hadits untuk mengetahui derajat atau tingkat keakuratannya, ada banyaak istilah dalam mempelajari derajat hadist seperti shahih, hasan, dhaif, maudhu’ dll.
Hadist Shahih adalah hadits yang sanadnya tidak terputus, sanad adalah orang yang meriwayatkan hadits, menurut bahasa sanad adalah sandaran atau tempat bersandar, sedangkan menurut istilah, sanad adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan hadits, dengan penukilan yang adil, kuat hafalannya dengan hafalan yang sempurna dari orang yang serupa dengannya sampai akhir sanad, tidak ada kejanggalan dan tidak ada cacat.
Sedangkan hadits hasan adalah hadits yang sanadnya bersambung dan dapat digunakan atau diamalkan namun derajatnya dibawah hadits sohih.
kemudian hadits doif yang merupakan hadits yang lemah dari sisi sanadnya atau yang memiliki kecacatan dalam periwayatan atau ada seorang periwayat yang lemah hafalannya atau diragukan keilmuannya, hadits-hadits doif terbagi dalam banyak istilah nama yang dipelajari dalam 'ulumul hadits, hadits dhaif disebut juga hadits mardud (ditolak).
Dan yang terakhir adalah hadits Maudu' atau Munkar(palsu), Ibnu Qoyyim pernah ditanya apakah ia bisa mengenali suatu hadist maudhu' berdasarkan tanda-tanda tanpa melihat pada sanad, Ibn Qoyyim mengatakan bahwa masalah ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang mempunyai penguasaan yang mendalam dalam mengenali hadits-hadits yang sahih mutawatir yang diriwayatkan oleh banyak sanad atau orang pada setiap tingkat sanadnya sangat kuat dan terpercaya, yang mustahil mereka bersepakat untuk berdusta dan karena itu disepakati kebenarannya.
Berikut adalah Hadits - hadits palsu tentang Al Mahdi :
1. Dua gerhana sebelum kemunculan Al Mahdi ;
من محمد بن علي بن الحسين بن أبي طالب أو محمد الباقر قا ل : اِنَّ لِمَهْدِينَا آيَتَيْنِ لَمْ تَكُوْنَا مُنْذُ خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضِ تَنْكَسِفُ الْقَمَرُ لاَوًّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ وَتَنْكَسِفُ الشَّمْسُ فِى النِّصْفِ مِنْهُ وَلَمْ تَكُوْنَ مُنْذُ خَلَقَ اللهُ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضَ
Dari Muhammad bin Ali bin Al Husain bin Abi Thalib atau Muhammad Al Baqir (yang dianggap Imam ke Lima oleh kaum Syiah) ia berkata :
Sesungguhnya bagi Mahdi kami, akan ada dua Tanda yang belum pernah terjadi sejak penciptaan langit dan bumi, yakni, munculnya gerhana bulan pada malam awal Ramadhan serta gerhana matahari di waktu pertengahannya, dan Tanda-tanda ini belum pernah terjadi semenjak Allah Ta’ala menciptakan langit dan bumi.
Amr bin Syamir al-Ju’fi Al-Kufi asy-Syi’i yang ada dalam sanad atsar ini Adalah Dajjal syiah.
Imam An-Nasai berkata : Atsar ini Matruk (ditingalkan dan tidak dipakai) karena Amr bin syamir adalah pendusta.
Ibnu Hibban berkata : Dia seorang laki-laki rafidhah (syi'ah) yang mencaci maki para shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan ia termasuk pembuat hadits-hadits palsu dari rawi-rawi yang tsiqah (terpercaya).
Imam Al Bukhari berkata ; Atsar tersebut adalah Munkar.
2. Tidak Ada al-Mahdi Kecuali ‘Isa bin Maryam ;
لاَ يَزْدَادُ اْلأَمْرُ إِلاَّ شِدَّةً، وَلاَ الدُّنْيَا إِلاَّ إِدْبَارًا، وَلاَ النَّاسُ إِلاَّ شُحًّا، وَلاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِلاَّ عَلَى شِرَارِ النَّاسِ، وَلاَ الْمَهْدِيُّ إِلاَّ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ.
Suatu urusan tidak akan bertambah melainkan akan semakin sulit, dunia semakin mundur, dan manusia semakin kikir, tidaklah Kiamat terjadi kecuali kepada manusia yang paling buruk, dan tidak ada al-Mahdi kecuali ‘Isa bin Maryam.
( HR. sunan ibnu majah )
Al-Hakim berkata dalam Kitab Mustadroknya : aku menuturkan illah hadits yang telah sampai kepadaku ini sebagai suatu yang dianggap aneh, akan tetapi tidak dijadikan sebagai hujjah di dalam kitabku.
Imam adz-Dzahabi berkata : ini adalah Hadits munkar.
Abu ‘Abdillah al-Hakim berkata, ini adalah hadits Majhul.
didalamnya terdapat seorang perawi dari penduduk Yaman yang bernama Muhammad bin Khalid al-Jundi
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Dia adalah seorang perawi yang majhul (tidak dikenal oleh para 'ulama ahli hadits).
3. Al Mahdi keturunan Husein bin 'Ali ;
عن الفضيل بن الزبير قال سمعت زيد بن علي يقول
...... هذا المنتظر من ولد الحسين بن علي في ذرية الحسين وفي عقب الحسين
Dari Al Fudayl bin Al Zubayr beliau berkata : saya mendengar Zaid bin Ali berkata :
Inilah Al muntadzor (yang darinya akan lahir Imam Mahdi yang ditunggu) anaknya Al Hussein bin Ali, pada keturunan Al-Hussein, dan pada kabilah Al-Hussein.......
'Ulama sepakat bahwa Atsar tersebut adalah atsar palsu buatan kaum syiah, dalam pandangan kaum Syiah Imam Mahdi adalah imam kedua belas mereka yang bernama Muhammad bin Hasan al Askari. Menurut versi mereka ia merupakan keturunan dari Husein bin Ali rodiyallahuanh, ia dilahirkan pada hari Jum’at bulan Sya’ban pada tahun 255H yang pada usia lima tahun, ia bersembunyi di sirdaab (goa tempat perlindungan dari terik matahari) kota Surra man Ra`a, terletak antara kota Baghdad dan Tikrit, cerita khurofat ini berasal dari seorang yang bernama Muhammad bin Nushair an-Namîri dan kawan-kawannya, dengan klaim bahwa Hasan al-Askari memiliki anak yang ia sembunyikan di dalam sirdab karena khawatir akan dibunuh oleh orang-orang jahat dan zhalim.
Tujuan mereka menggulirkan pernyataan ini adalah untuk mempertahankan ajaran Syiah Imamiyah mereka, sebab orang yang mereka anggap sebagai Imam yang ke Sebelas yaitu Hasan al-‘Askari meninggal tanpa memiliki anak, dan untuk mengelabui orang-orang awam Syiah sehingga para tokoh Syiah tetap bisa meminta setoran kekayaan dan zakat dari masyarakat awam atas nama Imam yang ditunggu-tunggu kedatangannya.
Syaikh Kholid Muhammad ‘Ali al hajj berkata : klaim Syiah (bahwa Imam Dua Belas mereka bersembunyi) itu tidak ada dasarnya sama sekali, tidak ada seorang ulama (Ahli hadits) yang meriwayatkannya ,tidak ada unsur kebenarannya sedikit pun.
Referensi :
Kitab An-Nihaayah al-Fitan wal Malaahim.
Kitab Tahdziibul Kamaal fii Asmaa ir Rijal.
Kitab Al-Anwâr an-Nu’mâniyyah.
Kitab Al Ghoibah.
Kitab Al Kasysyaful faridi ‘an ma’awil hadmi wa naqoidhi at Tauhid.
Komentar
Posting Komentar